ASBABUN NUZUL: MEMAHAMI KONTEKS TURUNNYA AYAT AL-QURAN
Oleh: Abdul Haris
Pendahuluan
Al-Quran diturunkan oleh Allah ﷻ secara berangsur-angsur selama 23 tahun, dan setiap ayat memiliki konteks historis yang melatarbelakanginya. Ilmu Asbabun Nuzul (Sebab-Sebab Turunnya Ayat) membantu kita memahami pesan Al-Quran secara lebih mendalam, sehingga terhindar dari kesalahan penafsiran.
Allah ﷻ berfirman:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) sebagai penjelas segala sesuatu.” (QS. An-Nahl: 89)
Ayat ini menunjukkan bahwa Al-Quran turun untuk memberikan solusi atas berbagai persoalan umat, dan ilmu Asbabun Nuzul membantu kita memahami solusi tersebut secara tepat.
PENGERTIAN ASBABUN NUZUL

Asbabun Nuzul (أسباب النزول) secara bahasa berarti “sebab-sebab turunnya (ayat)”, sedangkan secara istilah adalah peristiwa atau pertanyaan yang melatarbelakangi turunnya satu atau beberapa ayat Al-Quran.
Pentingnya Mempelajari Asbabun Nuzul
- Memahami makna ayat secara kontekstual.
- Mengetahui hikmah di balik suatu hukum.
- Menghindari penafsiran yang keliru.
- Memudahkan dalam mengambil pelajaran (ibrah).
Imam As-Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulumil Quran mengatakan:
“Mengetahui Asbabun Nuzul adalah cara terpenting untuk memahami makna Al-Quran.”
CARA MENGETAHUI ASBABUN NUZUL
Asbabun Nuzul diketahui melalui:
- Riwayat shahih dari sahabat yang menyaksikan turunnya ayat.
- Penjelasan Nabi ﷺ tentang sebab turunnya suatu ayat.
- Konsensus ulama berdasarkan penelitian sanad dan matan riwayat.
CONTOH-CONTOH ASBABUN NUZUL
1. Kisah Tuduhan Zina terhadap Aisyah RA (Haditsul Ifki)
Ayat yang Turun:
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنكُمْ
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah segolongan dari kalian.” (QS. An-Nur: 11)
Sebab Turunnya:
Sebagian orang munafik menyebarkan fitnah bahwa Aisyah RA berzina. Allah membongkar kebohongan mereka dan membersihkan nama Aisyah melalui ayat ini.
2. Pertanyaan tentang Bulan Sabit (Hilal)
Ayat yang Turun:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah, ‘Itu adalah penanda waktu bagi manusia dan haji.'” (QS. Al-Baqarah: 189)
Sebab Turunnya:
Seorang sahabat bertanya kepada Nabi ﷺ, “Mengapa bulan terlihat kecil lalu membesar?” Maka turunlah ayat ini sebagai penjelasan.
3. Larangan Riba karena Pertanyaan Sahabat
Ayat yang Turun:
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan.” (QS. Al-Baqarah: 275)
Sebab Turunnya:
Abbas bin Abdul Muthalib dan Khalid bin Walid melakukan transaksi riba. Ketika Islam datang, mereka bertanya apakah riba mereka masih halal. Maka turunlah ayat ini mengharamkan riba.
4. Peristiwa Pengaduan Seorang Sahabat yang Miskin
Ayat yang Turun:
وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ
“Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah kamu menghardiknya.” (QS. Ad-Dhuha: 10)
Sebab Turunnya:
Seorang sahabat miskin meminta pakaian kepada Nabi ﷺ, tetapi saat itu Nabi tidak memiliki apa-apa untuk diberikan. Lalu turunlah ayat ini sebagai pelajaran untuk bersikap lembut.
KAIDAH PENTING DALAM ASBABUN NUZUL
- “Al-Ibrah bi ‘Umumil Lafzh, La bi Khususis Sabab”
“Yang dijadikan pedoman adalah keumuman lafaz ayat, bukan kekhususan sebab turunnya.”
Contoh: Ayat larangan riba (QS. Al-Baqarah: 275) berlaku umum meskipun turun karena kasus tertentu. - Satu Sebab Bisa Menjadi Dasar Banyak Ayat
Contoh: Perang Badar menjadi sebab turunnya beberapa ayat tentang hukum perang dan tawanan (QS. Al-Anfal). - Beberapa Sebab Bisa Berkaitan dengan Satu Ayat
Contoh: QS. Al-Baqarah: 284 tentang ujian harta dan jiwa turun dalam beberapa konteks berbeda.
KESIMPULAN
Memahami Asbabun Nuzul adalah kunci untuk menafsirkan Al-Quran secara benar. Tanpa mengetahui konteksnya, seseorang bisa terjatuh pada kesalahan pemahaman.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa menafsirkan Al-Quran dengan akalnya sendiri (tanpa ilmu), maka hendaknya ia menyiapkan tempat duduknya di Neraka.” (HR. Tirmidzi)
Semoga Allah ﷻ memberikan kita pemahaman yang mendalam tentang Al-Quran. Aamiin.
Wallahu a’lam bish-shawab.
*Artikel ini disusun berdasarkan referensi kitab:
- “Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul” karya As-Suyuthi
- “Asbabun Nuzul” karya Al-Wahidi
- “Al-Itqan fi Ulumil Quran” karya As-Suyuthi*