Sejarah

Kisah Utsman bin Affan RA: Sang Pemilik Dua Cahaya yang Dermawan

Oleh: Abdul Haris

Utsman bin Affan RA adalah salah satu sahabat utama Nabi Muhammad SAW dan khalifah ketiga dalam sejarah Islam. Dikenal dengan julukan Dzun Nurain (pemilik dua cahaya) karena menikahi dua putri Nabi, beliau terkenal sebagai sosok yang sangat dermawan, lembut hati, dan berjasa besar dalam pengumpulan Al-Qur’an.


Masa Sebelum Memeluk Islam

Utsman bin Affan RA berasal dari Bani Umayyah, salah satu klan terpandang suku Quraisy. Sebelum masuk Islam, beliau sudah menjadi pedagang kaya yang dihormati di Mekkah. Berbeda dengan kebanyakan pemuka Quraisy yang menentang Nabi, Utsman RA justru tertarik dengan ajaran Islam setelah mendengar dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA.

Proses Keislaman yang Cepat

Utsman RA termasuk as-sabiqun al-awwalun (orang-orang pertama yang masuk Islam). Keislamannya di usia 34 tahun mendapat tentangan keras dari keluarganya, terutama pamannya yang mengancam akan mengucilkannya. Namun, Utsman RA tetap teguh dalam iman.

Keistimewaan Utsman bin Affan RA

  1. Menikahi Dua Putri Nabi
  • Pertama menikahi Ruqayyah RA yang wafat setelah Perang Badar
  • Kemudian menikahi Ummu Kulsum RA sehingga dijuluki Dzun Nurain
  1. Hijrah Dua Kali
  • Ikut hijrah ke Habasyah (Ethiopia) bersama istri pertamanya
  • Kemudian hijrah ke Madinah dimana beliau membeli sumur Raumah untuk kebutuhan air kaum Muslimin
  1. Kedermawanan Legendaris
  • Menyumbang 950 unta dan 50 kuda untuk Perang Tabuk
  • Memperluas Masjid Nabawi dengan membeli tanah di sekitarnya
  • Membiayai sepertiga pasukan dalam Perang Mu’tah

Menjadi Khalifah Ketiga

Utsman RA terpilih sebagai khalifah (644-656 M) melalui proses syura yang diwasiatkan Umar bin Khattab RA. Masa pemerintahannya dikenal dengan:

Prestasi Penting Khalifah Utsman

  1. Penyatuan Mushaf Al-Qur’an
  • Membentuk panitia yang diketuai Zaid bin Tsabit RA
  • Menyalin Al-Qur’an dalam satu versi (Rasm Utsmani)
  • Mengirimkan salinan ke berbagai wilayah Islam
  1. Ekspansi Wilayah Islam
  • Penaklukan Armenia dan Azerbaijan di timur
  • Perluasan wilayah di Afrika Utara
  • Pembentukan angkatan laut Islam pertama
  1. Pembangunan Infrastruktur
  • Sistem air minum untuk penduduk Madinah
  • Pengembangan kota-kota baru seperti Basrah dan Kufah

Tragedi Akhir Hayat

Di akhir pemerintahannya, muncul fitnah dari kelompok pemberontak yang menuduh Utsman RA nepotisme. Beliau menolak menggunakan kekuatan untuk melawan rakyatnya sendiri. Pada 17 Juni 656 M, pemberontak mengepung rumahnya dan membunuhnya saat sedang membaca Al-Qur’an. Darahnya menetes pada ayat:

“Maka cukuplah Allah menjadi Pelindungmu…” (QS. Al-Baqarah: 137)

Sifat-Sifat Mulia Utsman RA

  1. Pemalu: Nabi pernah bersabda: “Malaikat saja malu kepada Utsman”
  2. Dermawan: Selalu mendahulukan kepentingan umat
  3. Sabar: Tidak membalas dendam kepada pemberontak
  4. Cinta Al-Qur’an: Wafat dalam keadaan membaca Kitabullah

Pelajaran dari Kisah Utsman bin Affan RA

  • Kepemimpinan yang Humanis: Lebih memilih dialog daripada kekerasan
  • Investasi untuk Peradaban: Kontribusinya pada Al-Qur’an abadi hingga kini
  • Keteguhan dalam Cobaan: Tetap sabar meski difitnah

#UtsmanBinAffan #KhalifahRasyidin #SejarahIslam #TeladanKedermawanan

Referensi:

  • Al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir
  • Tarikhu Khulafa karya As-Suyuthi
  • Siyar A’lam an-Nubala karya Adz-Dzahabi

Untuk kajian lebih mendalam, disarankan membaca biografi Utsman bin Affan RA dari sumber-sumber tepercaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *