MEMAHAMI AYAT MUHKAM DAN MUTASYABIH DALAM AL-QURAN
Oleh: [Nama Penulis], Ahli Teologi Islam
Pendahuluan
Al-Quran sebagai kalamullah mengandung berbagai jenis ayat yang memerlukan pendekatan pemahaman berbeda. Salah satu pembagian penting adalah ayat muhkam dan mutasyabih. Pemahaman terhadap kedua jenis ayat ini sangat krusial untuk menghindari penafsiran yang keliru dan menjaga kemurnian ajaran Islam.
Allah ﷻ berfirman:
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ
“Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu. Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat (jelas maknanya), itulah pokok-pokok isi Al-Quran, dan yang lain mutasyabihat (samar maknanya).” (QS. Ali Imran: 7)
Definisi Ayat Muhkam dan Mutasyabih

1. Ayat Muhkam
Ayat yang maknanya jelas dan tegas, tidak mengandung kemungkinan penafsiran lain, dan menjadi dasar hukum syariat.
Ciri-ciri:
- Makna literalnya sudah jelas
- Tidak memerlukan penakwilan
- Menjadi rujukan utama dalam menafsirkan ayat lain
Contoh Ayat Muhkam:
- QS. Al-Ikhlas: 1-4 tentang tauhid
- QS. Al-Baqarah: 183 tentang kewajiban puasa
- QS. An-Nisa’: 11 tentang pembagian waris
2. Ayat Mutasyabih
Ayat yang maknanya samar dan memerlukan penjelasan lebih lanjut, baik melalui ayat muhkam, hadis, atau ijtihad ulama.
Ciri-ciri:
- Memiliki kemungkinan makna ganda
- Memerlukan penjelasan kontekstual
- Sering berkaitan dengan hal ghaib atau metafora
Contoh Ayat Mutasyabih:
- QS. Thaha: 5 tentang istiwa’ Allah
- QS. Al-Qalam: 1 tentang huruf muqatha’ah
- QS. Ar-Rahman: 29 tentang “kullu yaumin huwa fi sya’n”
Klasifikasi Ayat Mutasyabih
- Mutasyabih Lafdzi
Kesamaran terletak pada susunan kata.
Contoh:
- Huruf muqatha’ah (alif lam mim)
- Kata “yadullah” (tangan Allah) dalam QS. Al-Fath: 10
- Mutasyabih Ma’nawi
Kesamaran terletak pada makna.
Contoh:
- Sifat-sifat Allah (istiwa’, wajhullah)
- Hari Kiamat (sa’ah) dalam QS. Al-A’raf: 187
Pandangan Ulama Tentang Ayat Mutasyabih
- Mazhab Salaf
- Mengimani tanpa membahas kaifiyah (tata cara)
- Contoh: “Allah beristiwa di atas Arsy” diimani tanpa bertanya “bagaimana”
- Mazhab Khalaf
- Melakukan takwil dengan syarat ketat
- Contoh: “yadullah” ditakwilkan sebagai kekuasaan Allah
Hikmah Adanya Ayat Mutasyabih
- Ujian keimanan
- Mendorong kajian ilmiah
- Menunjukkan keagungan Al-Quran
- Memelihara dari penyalahgunaan oleh orang awam
Adab Menghadapi Ayat Mutasyabih
- Kembalikan kepada ayat muhkam
- Merujuk kepada penafsiran ulama yang kompeten
- Menahan diri dari pembahasan tanpa ilmu
- Mengimani tanpa menolak atau menanyakan kaifiyah
Kesimpulan
Pemahaman tentang ayat muhkam dan mutasyabih merupakan bagian penting dari ulumul Quran. Dengan memahami perbedaan keduanya, kita dapat menjaga akidah dari penyimpangan dan mendalami Al-Quran secara proporsional.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa menafsirkan Al-Quran dengan akalnya sendiri, maka hendaknya ia menyiapkan tempat duduknya di neraka.” (HR. Tirmidzi)
Semoga Allah ﷻ memberikan kita pemahaman yang benar terhadap Kitab-Nya. Aamiin.
Wallahu a’lam bish-shawab.
*Referensi:
- Al-Itqan fi Ulumil Quran karya As-Suyuthi
- Tafsir At-Tahrir wa At-Tanwir karya Ibn Ashur
- Ushul fi At-Tafsir karya Ibn Utsaimin*