Memahami Ilmu Nahwu: Pondasi Dasar Memahami Bahasa Arab
Oleh: Abdul Haris
Pengertian Ilmu Nahwu
Ilmu nahwu adalah salah satu cabang ilmu bahasa Arab yang mempelajari tentang tata cara penyusunan kata dalam kalimat (struktur gramatikal) serta perubahan akhir kata (i’rab) berdasarkan posisinya dalam kalimat. Ilmu ini disebut juga ilmu al-i’rab karena fokus pada perubahan harakat akhir kata (dhommah, fathah, kasrah, sukun).
Tujuan utama mempelajari nahwu adalah:
- Memahami struktur kalimat bahasa Arab dengan benar
- Menghindari kesalahan makna akibat salah baca atau salah struktur
- Memudahkan pemahaman teks-teks Arab klasik seperti Al-Qur’an, hadis, dan kitab ulama
Asal Usul Ilmu Nahwu
Ilmu nahwu pertama kali disusun secara sistematis oleh:
- Abul Aswad Ad-Du’ali (w. 69 H) atas permintaan Khalifah Ali bin Abi Thalib RA
- Dikembangkan oleh para ahli bahasa seperti Al-Khalil bin Ahmad (penyusun kamus Arab pertama) dan Sibawaih (penulis kitab nahwu legendaris Al-Kitab)
Hal-Hal yang Harus Dipelajari dalam Ilmu Nahwu

1. Pembagian Kata (Al-Kalam)
Dalam nahwu, kata dibagi menjadi 3 jenis:
- Isim (kata benda): Contoh: كِتَابٌ (kitabun), رَجُلٌ (rajulun)
- Fi’il (kata kerja): Contoh: كَتَبَ (kataba – telah menulis), يَكْتُبُ (yaktubu – sedang menulis)
- Huruf (kata penghubung): Contoh: فِي (di dalam), عَلَى (di atas)
2. I’rab (Perubahan Akhir Kata)
- Marfu’ (berharakat dhommah/tanda rafa’): Untuk subjek (fa’il)
Contoh: جَاءَ زَيْدٌ (Zaid datang) – زَيْدٌ marfu’ - Manshub (berharakat fathah/tanda nasab): Untuk objek (maf’ul bih)
Contoh: ضَرَبَ عَلِيٌّ زَيْدًا (Ali memukul Zaid) – زَيْدًا manshub - Majrur (berharakat kasrah/tanda jar): Setelah huruf jar
Contoh: ذَهَبْتُ إِلَى المَسْجِدِ (Aku pergi ke masjid) – المَسْجِدِ majrur
3. Struktur Kalimat Dasar
- Jumlah Ismiyah (kalimat nominal): Dimulai dengan isim
Contoh: الكِتَابُ جَدِيدٌ (Buku itu baru) - Jumlah Fi’liyah (kalimat verbal): Dimulai dengan fi’il
Contoh: ذَهَبَ الطَّالِبُ (Siswa itu pergi)
4. Perubahan Bentuk Kata
- Tasrif Lughawi (perubahan kata kerja berdasarkan waktu):
Contoh: فَعَلَ (telah melakukan), يَفْعَلُ (sedang melakukan), اِفْعَلْ (lakukanlah!) - Tasrif Sharfy (perubahan isim berdasarkan jumlah/jenis):
Contoh: مُعَلِّمٌ (guru laki-laki), مُعَلِّمَةٌ (guru perempuan)
5. Istilah-Istilah Penting
- Mubtada’ & Khabar: Subjek dan predikat dalam jumlah ismiyah
- Fa’il & Maf’ul: Pelaku dan objek dalam jumlah fi’liyah
- Na’at & Man’ut: Sifat dan yang disifati
- Tamyiz: Kata yang menjelaskan makna ambigu
Urutan Belajar Ilmu Nahwu untuk Pemula
- Tingkat Dasar:
- Memahami pembagian kata (isim, fi’il, huruf)
- Mengenal tanda-tanda i’rab dasar
- Mempelajari jumlah ismiyah dan fi’liyah sederhana
- Tingkat Menengah:
- Memahami jenis-jenis khobar
- Mempelajari fi’il mudhari’ dan amr
- Mengenal na’at (sifat) dan taukid (penegasan)
- Tingkat Lanjut:
- Mempelajari kalimat bersyarat (syarthiyah)
- Memahami makna huruf-huruf khusus
- Analisis kalimat kompleks
Kitab-Kitab Nahwu Populer
Tingkat | Kitab | Penulis |
---|---|---|
Pemula | Al-Ajurrumiyah | Ash-Shanhaji |
Menengah | Qatrun Nada | Ibnu Hisyam |
Lanjut | Alfiyah Ibnu Malik | Ibnu Malik |
Tips Belajar Nahwu Efektif
- Mulailah dengan menghafal pola-pola dasar
- Praktikkan dengan menganalisis ayat Al-Qur’an sederhana
- Gunakan metode “tarkib” (penyusunan kalimat) setiap hari
- Bergabung dengan majelis taklim bahasa Arab
Kesalahan Umum dalam Belajar Nahwu
- Terlalu fokus menghafal teori tanpa praktik
- Mengabaikan latihan i’rab harian
- Tidak mempelajari contoh-contoh aplikatif
Manfaat Menguasai Ilmu Nahwu
- Memahami Al-Qur’an dan hadis secara langsung
- Membaca kitab gundul karya ulama klasik
- Menghindari kesalahan fatal dalam terjemah
- Dasar untuk mempelajari ilmu syariat lainnya
#IlmuNahwu #BahasaArab #TataBahasaArab #BelajarNahwu
Referensi:
- Al-Ajurrumiyah karya Ash-Shanhaji
- Syarh Qatrun Nada karya Ibnu Hisyam
- Alfiyah Ibnu Malik dengan syarahnya