PEMBAGIAN TAFSIR AL-QURAN: JENIS, METODE, DAN CONTOHNYA
Oleh: Abdul Haris
Pendahuluan
Tafsir Al-Quran merupakan salah satu disiplin ilmu paling mulia dalam Islam karena berhubungan langsung dengan pemahaman terhadap Kalamullah. Seiring perkembangan zaman, para ulama telah mengklasifikasikan tafsir ke dalam berbagai jenis berdasarkan sumber, metode, dan pendekatannya. Artikel ini akan membahas pembagian tafsir beserta contoh-contohnya secara lengkap.
Allah ﷻ berfirman:
وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr (Al-Quran) agar kamu menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.” (QS. An-Nahl: 44)
Ayat ini menunjukkan pentingnya penjelasan (tafsir) terhadap Al-Quran, yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ dan para ulama setelahnya.
PEMBAGIAN TAFSIR BERDASARKAN SUMBERNYA

1. Tafsir bil Ma’tsur (Tafsir dengan Riwayat)
Tafsir ini bersumber dari:
- Al-Quran itu sendiri (tafsir ayat dengan ayat lain).
- Hadis Nabi ﷺ.
- Perkataan Sahabat.
- Penjelasan Tabi’in.
Contoh Tafsir bil Ma’tsur:
- Tafsir Ayat dengan Ayat Lain
Firman Allah:
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman.” (QS. Al-An’am: 82)
Ayat ini ditafsirkan dengan QS. Luqman: 13:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya syirik adalah kezaliman yang besar.” - Tafsir dengan Hadis
Firman Allah:
وَأَعِدُّوا لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ
“Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi.” (QS. Al-Anfal: 60)
Nabi ﷺ menafsirkannya:
أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ
“Ketahuilah, kekuatan itu adalah memanah.” (HR. Muslim) - Kitab Rujukan Tafsir bil Ma’tsur:
- Tafsir Ibnu Katsir
- Tafsir Ath-Thabari
2. Tafsir bir Ra’yi (Tafsir dengan Akal/Ijtihad)
Tafsir ini menggunakan analisis bahasa, konteks sosial, dan ijtihad ulama yang memenuhi syarat.
Contoh Tafsir bir Ra’yi:
- Tafsir Al-Baidhawi tentang ayat:
وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِّنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِّنْ أَهْلِهَا
“Jika kamu khawatir terjadi perselisihan antara suami-istri, maka kirimlah seorang hakam dari keluarganya laki-laki dan seorang hakam dari keluarganya perempuan.” (QS. An-Nisa’: 35)
Imam Al-Baidhawi menjelaskan bahwa hakam harus adil dan memahami masalah rumah tangga.
Kitab Rujukan Tafsir bir Ra’yi:
- Tafsir Al-Kasyaf (Az-Zamakhsyari)
- Tafsir Fi Zilalil Quran (Sayyid Qutb)
PEMBAGIAN TAFSIR BERDASARKAN METODENYA
1. Tafsir Tahlili (Analitis)
Menafsirkan Al-Quran ayat per ayat secara berurutan dengan berbagai aspek (bahasa, hukum, hikmah, dll).
Contoh:
- Tafsir Al-Maragi menafsirkan Surah Al-Fatihah dengan rinci:
- Makna “Alhamdulillah” (pujian hanya milik Allah).
- Makna “Maliki yaumid din” (Penguasa Hari Pembalasan).
2. Tafsir Maudhu’i (Tematik)
Membahas satu tema tertentu dengan mengumpulkan seluruh ayat terkait.
Contoh:
- Tafsir tentang “Jihad” dengan mengumpulkan ayat-ayat seperti QS. Al-Baqarah: 190, QS. At-Taubah: 5, dan QS. An-Nisa’: 95.
Kitab Rujukan:
- Al-Jihad fil Quran (Karya kontemporer).
3. Tafsir Ijmali (Global)
Menjelaskan makna ayat secara ringkas tanpa rincian panjang.
Contoh:
- Tafsir Al-Jalalain menafsirkan:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَستَعِينُ
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.”
Dengan penjelasan singkat: “Kami mengkhususkan ibadah dan permohonan tolong hanya kepada-Mu.”
PEMBAGIAN TAFSIR BERDASARKAN PENDEKATANNYA
1. Tafsir Fiqhi (Hukum)
Fokus pada hukum syariat dalam ayat-ayat ahkam.
Contoh:
- Tafsir Ayat Puasa (QS. Al-Baqarah: 183-187) dalam kitab Ahkamul Quran karya Al-Jashshash.
2. Tafsir Sufi (Tasawuf)
Menekankan makna batin dan spiritual.
Contoh:
- Tafsir Al-Qusyairi tentang:
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
“Allah adalah cahaya langit dan bumi.” (QS. An-Nur: 35)
Dijelaskan sebagai cahaya hidayah dan keimanan.
3. Tafsir ‘Ilmi (Sains)
Mengaitkan ayat dengan penemuan sains modern.
Contoh:
- Ayat tentang embriologi (QS. Al-Mu’minun: 12-14) dibahas dalam Tafsir Al-Jawahir (Tantawi Jawhari).
KESIMPULAN
Memahami pembagian tafsir membantu kita memilih metode penafsiran yang tepat sesuai kebutuhan. Ulama sepakat bahwa tafsir bil ma’tsur lebih utama, namun tafsir bir ra’yi juga diperlukan selama sesuai kaidah yang benar.
Allah ﷻ berfirman:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah kepada ahli ilmu jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43)
Semoga Allah memberikan kita pemahaman mendalam terhadap Al-Quran. Aamiin.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Artikel ini disusun berdasarkan referensi kitab-kitab tafsir klasik dan modern yang terpercaya.